Search This Blog

BUDIDAYA JAMUR DENGAN MODAL PAS PASAN

MENYIASATI KETERBATASAN DALAM BUDIAYA JAMUR TIRAM



Oke sedikit post tentang usaha jamur tiram dengan budget yg pas pasan.
GA PUNYA MODAL??? GA USAH TAKUT KALO MW KEMAUAN PASTI ADA JALAN

Saat ingin memulai usaha budidaya jamur tiram, mungkin terbayang dalam benak kita tentang modal besar, peralatan mahal dan sebagainya. Ya memang kalo mau ideal, dengan perlatan serba otomatis atau semi otomatis pasti memerlukan modal awal untuk budidaya ini termasuk besar. Tapi semua itu ternyata bisa disiasati. Setidaknya itulah pengalaman saya sejak awal memulai usaha budidaya jamur tiram ini. 


Siasat/trik itu bisa kita lakukan dalam setiap tahapan budidaya mulai dari pembuatan bibit F1/F2, peng-komposan, pembuatan baglog, perawatan dan sebagainya. Selalu ada trik-trik penghematan/efisiensi. Perlu anda ketahui bahwa kunci keberhasilan utamadalam budidaya jamur tiram ini selain kualitas dan kuantitas produk jamur, yang tidak kalah penting adalah soal efisiensi. Dan dikarenakan kita memiliki keterbatasan-keterbatasan terutama dalam permodalan, maka efisiensi-efisiensi itu perlu siasat/trik.

Oke, tidak perlu panjang lebar pembukaannya, langsung saja apa sih trik-triknya? sekali lagi ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, yang memulai bisnis budidaya jamur tiram ini dengan modal pas-pasan. Saya urutkan berdasarkan tahapan-tahapannya :

1. Pembuatan Bibit
Bibit yang saya maksud adalah bibit Awal (F1. Dalam Tahap ini mungkin terbayang dalam benak anda bahwa anda memerlukan sebuah laboratorium kecil. Anda perlu alat-alat laboratorium seperti autoclave kecildan sebagainya . Idealnya sih memang iya,kita perlu sebuah ruangan yg ideal untuk lab, lengkap dengan pengatur suhu dsb. Tapi saya tidak memiliki itu semua. Apa yang saya lakukan? Saya mengganti alat sterilisasi Autoclave yang harganya jutaan dengan alat masak presto seharga 300rb. yah presto yang biasa dipake untuk masak bandeng/ayam, punya prinsip kerja persis seperti autoclave. Pemanasannya bisa menggunakan kompor gas biasa, harganya kan murah juga. Trus untuk tabung reaksi yang kecil-kecil itu kita ganti dengan botol-botol bekas madu atau vodka yang berbentuk pipih. Tujuannya agar punya penampang yang lebih luas. ternyata ini sangat efisien dibanding dengan tabung reaksi karena kita dapatkan hasil yang lebih banyak.

2. Pembuatan Baglog
Pada tahap ini, trik efisiensi apa yang bisa kita lakukan? Mungkin ditempat budidaya jamur tiram yang berskala besar anda akan menemukan alat-alat untuk membuat baglog ini sudah otomatis atau semi otomatis, sehingga bisa bekerja dengan cepat. tapi kan harganya mahal? kalo kita punya modal sih no problem tinggal pesan ke perusahaan-perusahaan rekayasa mesin, beres.  Dalam proses pencampuran material, mereka menggunakan mesin pengaduk (semacam molen) hasilnya memang bagus, campurannya lebih homogen.  Tapi harga alatnya jutaan. Lalu triknya? lakukan saja secara manual dengan modal sekop, untuk menghasilkan campuran yang bagus ya mau gak mau harus diaduk-aduk cukup lama sampai campuran bener-bener homogen, perlu pekerja yang rajin untuk ini. Kemudian untuk alat pembuat/penge-press baglog seharga 3-5jt, saya menggantinya dengan alat buatan sendiri yang modal pembuatannya tidak sampai 100rb. Hanya dengan potongan-potongan pipa paralon ukuran 4 inch dan 3/4 inch yang dibentuk sedemikian rupa. Harus diakui, memang untuk ini kita kalah dalam hal efektifitas, tapi menang dalam hal efisiensi. Jika kapasitas produksi kita puluhan ribu baglog, tidak efektif dengan alat-alat manual ini. Tapi untuk pemula, ini adalah solusi. Yang terpenting, kualitas baglog kan? tujuan kita adalah jamurnya tumbuh dengan bagus, beratnya cukup dan tidak banyak yang mati.

Kemudian untuk membuat baglog, selain material campuran kita juga memerlukan plastik bag, karet, ring, dan kapas. Memang begitu kan? lalu dimana trik efisiensinya? Trik saya adalah, saya tidak menggunakan karet, ring dan kapas. Lalu? saya menggantinya dengan staples. Ini langkah penghematan yang cukup signifikan, memang sih harga karet ring dan kapas tidak seberapa. Iya kalo produksinya hanya sdikit tapi kalo produksi kita puluhan bahkan ratusan ribu baglog hal itu akan terasa sekali bedanya. Belum lagi jika dihitung kecepatan kerja, tanpa menggunakan karet ring dan kapas kecepatan kerjanya (terutama dlm proses memasukkan bibit ke baglog) bisa meningkat cukup signifikan. TAPI..? buat anda yang baru mau mulai, saya sarankan untuk tidak langsung memakai teknik ini. Setidaknya perlu dicoba dulu dalam jumlah kecil dan dievaluasi keberhasilannya. Saya sendiri awalnya berkali-kali mencoba sampai saya dapatkan teknik yang pas, berhasil dan konsisten. Pengalaman adalah guru yang sangat berharga.

3. Sterlilisasi Baglog
Idealnya, untuk sterilisasi baglog ini adalah menggunakan autoclave ukuran besar atau steamer yang dilengkapi dengan pangatur tekanan dan suhu. Tapi harganya sangat mahal. Kita bisa mengganti pemakain autoclave ini dengan menggunakan drum bekas yang harganya cuma sekitar 100 ribuan per buah. Prinsip kerjanya sama, yaitu dengan pengukusan. Ya walaupun kita memerlukan lebih banyak waktu jika dibandingkan dengan autoclave. Untuk pembakarannya bisa menggunakan kayu, tapi untuk sekarang ini seiring harga kayu yang semakin mahal sebaiknya kita ganti saja dengan kompor gas. Lebih efisien dan pemanasannya konstan.  untuk pemula, sistem pengukusan menggunakan drum ini adalah yang paling mudah dan murah.

4. Perawatan
Ini adalah salah satu tahap penting dalam budidaya jamur tiram. Sebagus apapun kualitas baglog, tanpa perawatan yang benar dan tepat maka hasilnya tidak akan maksimal. Pernah salah satu pembeli baglog saya komplain karena baglognya tidak tumbuh meski umurnya udah sebulan lebih sejak pembelian, dimana perkiraan saya semula akan panen dalam waktu seminggu. Padahal ditempat saya, baglog yang seumuran sudah panen dua kali. Apa yang salah? ternyata teknik beliau dalam perawatan baglog itu kurang tepat. Beliau menuruti persis seperti dalam buku teori yang dipelajari, salah satunya dengan menyiram 3x sehari. Mungkin ya teori itu dibuat untuk kondisi umum, dalam arti parameter lingkungannya sesuai dengan kondisi umum dan ideal.  Padahal, teknik perawatan itu sangat kondisional. Saat musim hujan dimana tingkat kelembaban tinggi tentu berbeda perlakuannya dengan saat musim kemarau yang panas dan kering. Disinilah perlu pengalaman.

0 komentar:

Posting Komentar